Labels

Peribahasa Indonesia Populer B


Peribahasa Indonesia yang diawali dengan huruf "B" sangatlah banyak. Oleh karena itu, untuk memberikan gambaran mengenai apa saja peribahasa Indonesia yang berawalan dengan huruf "B", Kamus Lengkap Peribahasa Indonesia akan mengetengahkan kumpulan beberapa peribahasa tersebut lengkap dengan artinya, yang kami anggap populer. Jika ingin mengetahui seluruh peribahasa Indonesia berawalan huruf "B" secara lebih lengkap, Anda bisa mengklik huruf "B" pada tab alfabetis di bawah judul blog ini.

Berikut ini kumpulan peribahasa Indonesia populer yang diawali dengan huruf "B".

Badai diikat dengan sehasta tali.
Orang yang kebebasannya dikekang.

Bagai air di daun talas.
Orang yang tidak mempunyai pendirian.

Bagai air titik ke batu.
Memberi nasihat baik kepada yang jahat tidak akan bisa masuk.

Bagai alu pencungkil duri.
Mengerjakan pekerjaan yang sulit dan tak masuk akal, tak mungkin akan berhasil.    

Bagai anai-anai bubus.
Banyak orang berkumpul karena ada pertunjukan.        

Bagai api dengan asap.
Persahabatan yang sulit dipisahkan/sangat akrab.

Bagai aur dihela sungsang.
Suatu pekerjaan yang sangat sulit diselesaikan, karena terlalu banyak sangkut-pautnya dan rumit.

Bagai ayam kurik panjang ekornya.
Seseorang yang cantik dan pandai berdandan.

Bagai belut digetir ekor.
Orang yang sangat tangkas/serba cepat.  

Bagai bersuluh di tengah hari.
Perkara yang sudah jelas.   

Bagai beruk kena ipuh.
Menggeliat-geliat kesakitan.

Bagai bujang bojong berkeris.
Orang yang sombong karena baru saja mendapatkan kekuasaan/kekayaan.   

Bagai bulan dipagar bintang.
Gadis yang cantik bersama teman-temannya yang cantik pula.

Bagai bulan kesiangan.
Karena kurang tidur dan kecapaian, wajahnya jadi pucat.

Bagai dientak alu luncang.
Terkalahkan oleh orang bodoh/lemah.      

Bagai embun ditimpa panas matahari.
Perihal hilang atau lenyap tanpa jejak.      

Bagai gagak menggonggong telur.
Suami istri yang tidak sepadan.

Bagai harimau beranak muda.
Orang yang galak dengan isterinya sendiri.

Bagai hujan turun ke pasir.
Perihal orang yang tidak tahu terima kasih.

Bagai ikan keluar dari air.
Diibaratkan kepada seseorang yang hidupnya selalu gelisah, cemas, dan merasa ketakutan. 

Bagai itik pulang petang.
Sangat lamban dalam mengerjakan sesuatu.

Bagai jawi terkurung siang.
Tidak bisa berbuat banyak, karena terikat adat istiadat keluarganya.    

Bagai kaca jatuh ke batu.
Hati yang hancur luluh karena ditimpa kesusahan.

Bagai kacang direbus satu.
Perihal orang yang sangat bersuka cita dan riang gembira, sehingga lupa diri.  

Bagai kambing diseret ke air.
Mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan, hanya karena terpaksa saja melakukannya.

Bagai katak di dalam tempurung.
Seseorang yang sangat picik dan sempit pengetahuannya.        

Bagai kera diberi kaca.
Memberi barang kepada orang yang tidak tahu bagaimana cara memanfaatkannya.   

Bagai kucing dibawakan lidi.
Hal seseorang yang sangat takut, karena membuat suatu kesalahan.

Bagai kucing mengintai panggang.
Perihal seseorang yang gelisah menunggu keuntungan yang belum tentu didapat.      

Bagai kucing minta api.
Berharap sesuatu, tetapi yang diharapkan tidak kunjung datang.

Bagai kumbang putus tali.
Perihal sesuatu yang sangat lancar dan cepat.     

Bagai langau di ekor gajah.
Orang yang suka ikut-ikutan, tidak punya pendirian.       

Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati.
Perihal harus memilih satu dari dua pilihan yang sama-sama tidak mengenakkan.

Bagai manik putus talinya, bagai intan putus pengarang.
Perihal air mata wanita yang jatuh bercucuran, setelah mendengar kabar sedih.        

Bagai memakai baju berpinjam.
Tingkah laku yang dibuat-buat sehingga terlihat canggung.

Bagai membandarkan air ke bukit.
Mengerjakan sesuatu pekerjaan yang tak mungkin bisa berhasil/sia-sia.

Bagai mendapat durian runtuh.
Mendapat keuntungan besar yang tidak disangka-sangka.

Bagai mengail kucing hanyut.
Melakukan perbuatan yang tidak bermanfaat dan sia-sia.

Bagai mengayuh biduk hilir.
Perihal seseorang yang sangat gembira mengerjakan sesuatu pekerjaan yang diperintahkan kepadanya, karena ia telah bermaksud juga mengerjakan pekerjaan itu.

Bagai menggantang anak ayam.
Pekerjaan yang sangat sulit untuk dikerjakan, dan tidak menghasilkan apapun.

Bagai menghitung bintang di langit.
Mengerjakan suatu pekerjaan yang sia-sia dan takkan mendapat hasil. 

Bagai meremas biji cempedak.
Melakukan pekerjaan yang hanya dilakukan orang tertentu atau ahlinya.        

Bagai minum air bercacing.
Mengerjakan suatu pekerjaan yang tidak disukainya.     

Bagai pelita kehabisan minyak.
Perihal wajah seseorang yang lesu dan tidak bergairah karena menderita kesedihan.

Bagai pinang dibelah dua.
Perihal sesuatu yang serupa benar.

Bagai si cebol merindukan bulan.
Angan-angan yang tidak mungkin tercapai.

Bagai sirih pulang ke gayangnya, seperti pinang pulang ke tampuknya.
Tidak merasa canggung, karena sudah pada tempatnya. 

Bagai terpijal bara hangat.
Orang yang selalu gelisah, karena selalu ditimpa musibah.        

Bagai kambing dalam biduk.
Orang yang takut dengan sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkan diri.      

Bajak patah banting terambau.
Mendapat musibah terus menerus. 

Bakar air ambil abunya.
Sesuatu hal yang tidak mungkin terjadi.    

Banyak habis sedikit sedang.
Cukup dan tidaknya sesuatu, tergantung pada hemat dan borosnya seseorang.

Banyak udang banyak garamnya, banyak orang banyak ragamnya.
Setiap orang mempunyai kegemaran masing-masing.     

Barang siapa menggali lubang, ia akan terperosok ke dalamnya.
Barang siapa ingin mencelakakan orang lain pasti dia sendiri yang celaka terlebih dahulu.

Bayang-bayang sepanjang badan.
Pengeluaran harus disesuaikan dengan pendapatan yang diperoleh.      

Belum beranak sudah ditimang.
Mengira-ngira laba atau keuntungan dari sesuatu yang belum pasti.

Belum bergigi hendak menggigit, belum berkuku hendak menggaruk.
Belum mahir benar hendak mengajarhan sesuatu.

Belum berkuku hendak mencubit.
Belum berkuasa sudah mencari-cari kesalahan orang lain.        

Belum bertaji hendak berkokok.
Perihal seseorang yang belum berilmu, sudah sombong dan membesarkan dirinya.    

Berjalan selangkah menghadap surut, berkata sepatah dipikirkan.
Apabila kita berkata, hendaklah hati-hati supaya jangan ada kata-kata yang menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain  

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Berjuang dahulu baru bersenang-senang.  

Berani karena benar, takut karena salah.
Berani berbuat dan menanggung risiko apapun untuk membela kebenaran.

Berapa berat mata memandang, berat juga bahu memikul.
Betapapun susahnya melihat penderitaan orang lain, lebih susah lagi orang yang menanggungnya    

Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.
Sama-sama merasakan bahagia maupun susah/senasib sepenanggungan.      

Berbau bagai embacang, berjejak bagai berkik.
Suatu kejahatan yang cukup dengan bukti-buktinya, sulit untuk disembunyikan.         

Berbilang dari esa, mengaji dari alif.
Mengerjakan sesuatu harus dari awal/permulaan, seterusnya sampai selesai.  

Berbulu mata melihat ulat.
Benci sekali melihat wajahnya.      

Berdiang di abu dingin.
Minta pertolongan kepada orang yang miskin/yang tak bisa menolong   

Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.
Mempunyai derajat yang sama.     

Bergantung pada akar lapuk.
Mengharapkan bantuan kepada orang yang tak sanggup membantu.    

Bergantung pada sehelai rambut.
Perihal seseorang yang berada dalam bahaya besar.      

Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi.
Pengetahuan yang tidak sempurna dipelajari, tentu tidak akan mendatangkan faedah.

Berjalan peliharalah kaki, berkata peliharalah lidah.
Haruslah diingat bahwa langkah yang salah dan perkataan yang tidak patut bisa mendatangkan kesusahan.

Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.
Dalam nengerjakan sesuatu kita harus berusaha sekeras-kerasnya agar yang kita inginkan bisa tercapai.   

Berjalan selangkah menghadap surut, berkata sepatah dipikiri.
Sebelum mengerjakan atau mengatakan sesuatu, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya.      

Berkata peliharalah lidah, berjalan peliharalah kaki.
Sebelum berbicara atau melakukan sesuatu alangkah baiknya dipikirkan terlebih dahulu.

Berkerat rotan, berpatah arang.
Orang yang tak pernah mau berdamai.     

Berlindung di balik lalang sehelai.
Hendak menyembunyikan sesuatu hal, tetapi dapat juga diketahui orang.       

Bermain air basah, bermain api angus.
Setiap pekerjaan itu ada resikonya.

Beroleh gading bertuah, terbuang tanduk kerbau mati.
Perihal seseorang yang memperoleh barang bagus, sehingga ia tidak lagi memperdulikan barangnya yang lama.         

Beroleh lumpur di tempat yang kering.
Mendapatkan kesulitan yang tidak diduga. 

Beroleh sehasta hendak sedepa.
Diberi sedikit tetapi hendak minta yang banyak.   

Bertemu beliung dengan rujung.
Perlawanan yang sangat sengit, antara pemberani dengan pemberani.  

Bertemu ruas dengan buku.
Orang yang sangat cocok atau bertemu jodoh.    

Bertepuk sebelah tangan.
Cinta dan kasih yang tak terbalas.  

Bertukar beruk dengan kera.
Dua hal yang sama jeleknya.        

Berudu besar di kubangan, buaya besar di lautan.
Tiap-tiap orang mempunyai kekuasaan dan kedudukan di tempat mereka masing-masing.    

Besar kapal besar gelombang.
Makin besar suatu pekerjaan yang dilakukan, makin besar pula risikonya.

Besar pasak daripada tiang.
Besar pengeluaran daripada pendapatan.  

Besar periuk besar keraknya.
Besar pendapatan maka akan besar pula pengeluarannya.        

Betang bulat tak bersegi, pipit jantan tak bersarang.
Pergi kemanapun tidak ada yang melarang.        

Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.
Mengerjakan sesuatu tidak usah tergesa-gesa, asal selesai dengan baik dan hasilnya memuaskan.  

Biar lebur binasa selangkah berpantang surut.
Orang yang berjiwa besar, tidak akan pernah mau menyerah.   

Biar nasi terbuang, asal jangan periuk pecah.
Lebih baik anak yang akan dilahirkan tidak dapat tertolong daripada ibu yang akan melahirkannya tidak selamat.       

Biarpun setandan bagai kelapa, namun untung berlain-lain.
Nasib seseorang tidak ada yang sama.     

Biduk lalu, kiambang bertaut.
Perselisihan antara keluarga tidak usah dicampuri orang lain, karena sebentar juga akan berdamai kembali.

Biduk satu nahkoda dua.
Dalam satu keluarga/pekerjaan, jika ada dua pemimpin pasti akan terjadi perpecahan atau pekerjaan itu tidak akan pernah beres.  

Biduk tiris menanti karam.
Hanya bisa menunggu nasib, karena sudah tidak punya daya upaya/tenaga lagi.        

Binatang tahan palu, manusia tahan kias.
Mengajar binatang harus dengan pukulan, mengajar manusia cukup dengan sindiran saja.    

Bingung tak dapat diajar, cerdik tak dapat diikut.
Hal seseorang yang bodoh, tetapi tidak mau menurut nasihat orang.    

Bintang di langit dapat dibilang, tapi arang dimukanya ia tak sadar.
Kesalahan orang lain dengan mudah dapat kita ketahui, tetapi kesalahan sendiri tidak disadari.        

Buah hati pengarang jantung.
Seseorang yang sangat dikasihi.    

Buaian diguncang, anak dicubit.
Orang yang mengerjakan suatu pekerjaan karena takut, hasilnya tidak akan sempurna.

Buang kulit tampaklah isi.
Orang yang bicaranya selalu terus terang. 

Bukan salah bunda mengandung, salah oleh badan buruk pinta.
Menyesali nasibnya yang malang.   

Bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat.
Pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan mudah karena dibicarakan terlebih dahulu.

Bumi dipijak langit dijunjung.
Nasihat orang tua harus didengar dan ditaati dengan sungguh-sungguh.

Bunga layu kumbang berlalu.
Sudah tidak bisa dipakai/digunakan lagi, maka ditinggalkan.      

Bunganya dipersunting, pangkalnya diperbaiki.
Kasih sayang kepada isteri, tetapi benci dan memusuhi keluarganya.    

Buruk muka cermin dibelah.
Karena kesalahan sendiri orang lain yang disalahkan.     

Burung membadai di atas langit, merendah diharap jangan.
Barang yang belum sampai di tangan, janganlah terlampau diharapkan.

Busuk tak tahu di bahunya.
Orang yang bodoh tidak pernah sadar akan kekurangannya.     


Masih ingin mencari peribahasa Indonesia lainnya? Carilah di kotak pencarian peribahasa atau memilih kata melalui pencarian populer.

No comments :

Lihat Juga Arti Peribahasa Berikut Ini: